ARTIKEL : INDONESIA VERSUS KOREA

Senin, 25 Oktober 2010


INDONESIA VERSUS KOREA

Demam korea sedang melanda di Indonesia khususnya bagi para pecinta Drama Korea, yang mayoritasnya adalah remaja. Remaja itu pasti tidak asing dengan sinetron atau film-film Korea. Selain ceritanya yang fresh, aktor dan aktrisnya juga punya andil besar dalam suksesnya film korea itu. Apabila actor/aktrisnya cakep tentu kita akan setia mengikuti alurnya. Tentunya tidak hanya modal tampan atau cantik saja yang disuguhkan,acting dari para pemerannya juga keren.
Tapi tahu ngga? Banyak lho sinetron Indonesia yang meniru Drama Korea, seperti Janji Jaya meniru Samsoon, Cincin meniru Glass Shoes, Dua Hati meniru Snow Angel, dan kalau dihitung masih banyak lagi deh sinetron Indonesia yang  meniru film Korea tanpa memberi lisensi dari film aslinya.
Tapi tenang, ada juga kok yang meminta lisensi dari film aslinya, walaupun nggak banyak sih, seperti Penyihir Cinta (Magician of Love) dan Putri Kembar (Twins).
Banyak film Indonesia yang meledak tapi ceritanya adalah cerita tiruan dari Drama Korea, sebut saja Buku Harian Nayla. Tidak banyak yang tahu (atau mungkin banyak yang tahu?) kalau film yang dibintangi Glen Alinski dan Chelsea Olivia itu hanyalah film yang meniru Drama Korea berjudul Little of Tears.
Di Korea sendiri untuk bisa menjadi actor/aktris sangatlah ketat persaingannya. Pernah ada aktris yang sampai bunuh diri karena tidak kuat menghadapi persaingan di dunia hiburan Korea. Dan dengan enaknya Indonesia menjiplak film-film Korea. Bisa bayangkan dong perasaan orang-orang Koera? Mungkin mereka akan berkata :”meledak karena meniru? Apa tidak malu?”.
Bedanya, episode sinetron Indonesia jauh lebih banyak dibanding sinetron jiplakannya. Indonesia benar-benar mengagumkan dalam penciptaan masalah dalam sinetron, tiap hari ada-ada saja masalah dalam sinetron itu.
Kalau tahu tentang fakta ini, kira-kira siapa yang akan kamu dukung? Yang orisinil atau yang bajakan?

1 komentar:

indonesian @blog mengatakan...

waahh,..saya sangat suka lho dengan film korea,..
menurut saya kisah cinta mereka itu tidak melulu percintaan,..
tapi ada unsur kerja kerasnya,..
misalnya bisnis kopi,..bisnis mobil,.
dan di antara bisnis-bisnis itu sangat detail digambarkan bagaimana kerja keras mereka,..
tidak seperti film Indonesia yang cuma memasang pria berdasi tanpa tau tu dasi hasil dari bisnis apa??
hehe,..jadi curhat gini ya,..
bagus tulisannya,..
coba dikirim ke surat kabar agar banyak yang membaca,..

Posting Komentar

Senin, 25 Oktober 2010 di 06.23 |  

INDONESIA VERSUS KOREA

Demam korea sedang melanda di Indonesia khususnya bagi para pecinta Drama Korea, yang mayoritasnya adalah remaja. Remaja itu pasti tidak asing dengan sinetron atau film-film Korea. Selain ceritanya yang fresh, aktor dan aktrisnya juga punya andil besar dalam suksesnya film korea itu. Apabila actor/aktrisnya cakep tentu kita akan setia mengikuti alurnya. Tentunya tidak hanya modal tampan atau cantik saja yang disuguhkan,acting dari para pemerannya juga keren.
Tapi tahu ngga? Banyak lho sinetron Indonesia yang meniru Drama Korea, seperti Janji Jaya meniru Samsoon, Cincin meniru Glass Shoes, Dua Hati meniru Snow Angel, dan kalau dihitung masih banyak lagi deh sinetron Indonesia yang  meniru film Korea tanpa memberi lisensi dari film aslinya.
Tapi tenang, ada juga kok yang meminta lisensi dari film aslinya, walaupun nggak banyak sih, seperti Penyihir Cinta (Magician of Love) dan Putri Kembar (Twins).
Banyak film Indonesia yang meledak tapi ceritanya adalah cerita tiruan dari Drama Korea, sebut saja Buku Harian Nayla. Tidak banyak yang tahu (atau mungkin banyak yang tahu?) kalau film yang dibintangi Glen Alinski dan Chelsea Olivia itu hanyalah film yang meniru Drama Korea berjudul Little of Tears.
Di Korea sendiri untuk bisa menjadi actor/aktris sangatlah ketat persaingannya. Pernah ada aktris yang sampai bunuh diri karena tidak kuat menghadapi persaingan di dunia hiburan Korea. Dan dengan enaknya Indonesia menjiplak film-film Korea. Bisa bayangkan dong perasaan orang-orang Koera? Mungkin mereka akan berkata :”meledak karena meniru? Apa tidak malu?”.
Bedanya, episode sinetron Indonesia jauh lebih banyak dibanding sinetron jiplakannya. Indonesia benar-benar mengagumkan dalam penciptaan masalah dalam sinetron, tiap hari ada-ada saja masalah dalam sinetron itu.
Kalau tahu tentang fakta ini, kira-kira siapa yang akan kamu dukung? Yang orisinil atau yang bajakan?

Diposting oleh twikey

1 komentar:

indonesian @blog mengatakan...

waahh,..saya sangat suka lho dengan film korea,..
menurut saya kisah cinta mereka itu tidak melulu percintaan,..
tapi ada unsur kerja kerasnya,..
misalnya bisnis kopi,..bisnis mobil,.
dan di antara bisnis-bisnis itu sangat detail digambarkan bagaimana kerja keras mereka,..
tidak seperti film Indonesia yang cuma memasang pria berdasi tanpa tau tu dasi hasil dari bisnis apa??
hehe,..jadi curhat gini ya,..
bagus tulisannya,..
coba dikirim ke surat kabar agar banyak yang membaca,..

29 Oktober 2010 pukul 05.15  

Harry Potter Is Moving...

powered by Blogger | css by Newwpthemes